Mengapa Linux
Iqbal Pambudi
January 29, 2020

Dulu masih teringat waktu pertama kali menggunakan linux. Waktu itu saat kelas 2 SMK semua kelas diwajibkan menginstall sistem operasi linux. Kala itu kami diberikan file ISO Debian 7 beserta repository nya dengan total file mencapai 12GB an.
First Impression
First impression waktu menggunakan Linux adalah “Tampilannya kok agak jadul sih?“. Wajar sih dulu masih pakai Desktop Environtment “LXDE” yang direkomendasikan oleh guru kami, katanya LXDE adalah yang paling ringan. Ya karena waktu itu laptop rata-rata RAMnya masih 2GB.
Beberapa mata pelajaran mengharuskan kami menggunakan Debian seperti Administrasi Server yang akan menjalankan server pada virtual machine pakai VirtualBox. Hebatnya ni laptop yang hanya memiliki RAM 2 GB mampu menjalankan 2 virtual machine sekaligus, yang satu adalah Debian server dan satunya adalah Windows 7 🤣. Bahkan ada yang punya laptop dengan RAM 1GB tetap memaksakan menjalankan virtual machine walaupun harus dengan ekstra sabar 🤣.
Keuntungan Memakai Linux
Setelah beberapa lama memakai linux, saya mulai paham sedikit demi sedikit. Beberapa kemudahan dapat saya temukan pada sistem operasi ini seperti salah satunya dulu suka menginstall berbagai macam paket lewat perintah “apt” hanya dengan mengetikan perintah $ sudo apt install _namaAplikasi_
pada terminal.
Tidak seperti di Windows yang apabila ingin menginstall sebuah aplikasi harus download dulu, cari file exe nya lalu install. Namun aplikasi pada linux tidaklah selengkap Windows.
Selain itu beberapa keuntungan memakai linux adalah gratis. Yup, saat menggunakan Windows, dulu rata-rata sekelas adalah pengguna Windows bajakan, termasuk saya sendiri. Jadi terkadang (dulu) masih suka mencari-cari crack, activator terbaru 🤣.
Ramah Bagi Laptop Kentang
Sudah menjadi rahasia umum jika linux itu ringan. Laptop pertama saya adalah Acer Aspire V5 yang punya RAM 2GB dengan processor Intel Pentium.
Dengan spesifikasi tersebut sudah mampu menjalankan Debian 8 dengan Desktop Environtment “Cinnamon” tanpa kendala ngelag.
Ketika mencoba beralih ke DE “GNOME” karena tergoda oleh laptop teman, sudah mulai terasa agak sedikit lag karena “GNOME” menawarkan tampilan desktop yang lebih bagus sehingga “GNOME” memerlukan resources yang agak besar.
Akhirnya saya pindah ke DE XFCE 🤣…
Sudah menjadi rumus kalau performa akan berbanding terbalik dengan tampilan 🤣.
Untuk performa maksimal gunakan tampilan minimal. Untuk tampilan maksimal performa akan minimal.
Linux tidak memerlukan spesifikasi yang terlalu tinggi untuk dapat dijalankan kok gaes. Bahkan linux yang paling ringan dapat berjalan dengan spesifikasi RAM 46MB dengan CPU Pentium 2 yaitu TinyCore Linux. Ada juga Puppy Linux, Lubuntu dll yang juga merupakan versi lightweight linux distribution.
Jarang Kena Virus
Sejak menggunakan linux saya nggak pernah tuh ngalamin yang namanya virus. Malahan saya kadang bersihin virus Windows pakai linux 🤣.
Linux ni kebal sama virus, namun tak menutup kemungkinan linux juga dapat diinfeksi virus. Virus di linux juga ada, beberapa juga menyerang server hosting yang memakai OS linux.
Intinya hati-hati di internet…
Lebih Produktif
Selama menggunakan linux saya jadi lebih produktif karena linux jarang ada game dan hiburan. Saya jadi lebih fokus ke kerjaan.
Dulu saya suka main game terutama game online yang dulu sempat ngehits pada masanya. Namun semua berubah ketika saya mulai beralih ke linux. Saya udah mulai jarang main game.